Siapa bilang punk warna musiknya marah-marah melulu? Buktinya band-band melodic punk bisa kok beromantis ria, dengan kemasan musik tetap sangar, tapi enak didengar.
Hampir setiap tahun kita bakal bertemu dengan nama-nama baru di dunia musik. Sebagian dari mereka bertahan dan sebagian menghilang entah ke mana. Biasanya beberapa band yang bisa survive muncul barengan dengan menawarkan kesamaan bentuk musik pula. Lama- lama kesamaan itu mewabah, menjadi tren dan akhirnya bisa menularkan gaya mereka ke band-band lain yang belakangan muncul.
Seorang teman pernah menulis kegusarannya tentang pola di atas dalam sebuah mailing list, "Zaman alternative rock, semua musik disebut alternative. Netral pun (yang musiknya lebih cenderung punk) disebut alternative rock. Paling parah zaman hip-metal. Sampai-sampai Korn pun disebut hip-metal oleh sebuah majalah," begitu tulisnya.
Tulisan itu dibuat saat di mailling list sedang terjadi perdebatan soal berkembangnya kembali musik punk dalam kemasan yang lebih baru. Jangan-jangan sebuah band yang bukan punk karena sekarang lagi mewabah, eh dibilang punk juga.
Kalau sudah begini, banyak orang yang merasa lebih tahu. Mereka merasa "lebih punk" ketimbang yang lain sehingga cenderung membuat banyak batasan atau aturan, yang justru dalam konteks debat soal "punk atau bukan", malah berlawanan dengan semangat antikemapanan yang jadi "ajaran" awal punk.
Sudah enggak provokatif
Terserah, kalau memang masih mau ribut soal "punk atau bukan" sebuah band. Bisa jadi debat ini akan membuat si teman kita itu makin kesal lagi. Yang pasti, belakangan ini dunia musik memang tengah dibanjiri kemunculan band-band dengan warna musik punk yang lebih modern. Bukan hanya di luar negeri, tapi juga dari pentas musik dalam negeri.
Punk dengan kemasan "lebih trendi" ini sebenarnya juga tetap berakar dari punk. Sejalan dengan perubahan zaman, punk sebagai sebuah aliran musik pun mengalami banyak perubahan. Punk sekarang mungkin akan terdengar jauh berbeda dengan warna musik punk di awal kemunculannya. Saat The Ramones di Amrik atau Sex Pistols di Inggris menggila di akhir dekade 1970-an.
So, sah saja bila musik punk pun di tiap masanya, punya massa yang berbeda. Sesuai dengan perubahan corak musik yang muncul di dalam musik punk yang sedang in saat itu. Dengan kata lain, tiap generasi punya pahlawan punk-nya sendiri. Om kita bilang punk adalah Sex Pistols, The Ramones, atau The Clash. Kakak kita malah ngotot Bad Religion atau NOFX- lah band punk sejati. Tapi, kita juga boleh kok bilang kalau Blink 182, Rocket Rockers, atau Endank Soekamti yang lagi ngetop dengan lagu Bau Mulut-nya sebagai band-band punk juga.
Nah, band-band yang disebut belakangan dan lagu-lagunya sedang airplay di radio-radio plus MTV itulah, yang kemudian disebut sebagai band-band beraliran melodic punk. Sebuah interpretasi baru terhadap akar musik punk hingga menjadi tren sekarang ini.
Ada benang merah yang bisa ditarik dari band-band pengusung melodic punk tersebut. Dibandingkan dengan band-band dengan gaya punk lainnya, nada dan komposisi lagu-lagu dari style band-band melodic punk nyanyikan lebih tertata rapi. Musiknya juga lebih banyak akrab dan enak didengar. Kalau biasanya punk lebih terfokus untuk memprovokasi massa, atau selalu punya tujuan membangkitkan semangat dan emosi massanya, para pengusung melodic punk lebih concern kepada musik yang mereka mainkan.