JAKARTA - Angka kematian dengan cara bunuh diri di Jakarta, meningkat sepanjang tahun 2009. Diprediksi, tahun 2010, bunuh diri terjun dari lantai gedung tinggi akan jadi pilihan yang banyak dipakai.
Sepanjang tahun 2009, di Jakarta, tercatat bahwa angka bunuh diri meningkat dari tahun sebelumnya. Yang mengejutkan, ada tujuh kasus bunuh diri yang meningkat, yaitu dengan cara terjun dari ketinggian.
Guru Besar Psikologi Sosial, Universitas Indonesia Sarlito Wirawan Sarwono mengatakan, tren bunuh diri dengan cara terjun dari ketinggian, sebenarnya hanya sekedar modus baru. Nah, ketika cara itu mulai disebar-luaskan dari cerita ke cerita, akhirnya menjadi inspirasi pagi mereka yang nekat melakukan bunuh diri. Ini memang modus baru, di samping modus lain yang sudah sering dipakai ketika seseorang memilih mati dengan cara bunuh diri.
Seperti meminum racun, gantung diri, dan menabrakkan atau melindaskan diri di rel kereta api. Meski, cara ini juga masih banyak terjadi.
"Bunuh diri teknik yang lain tetap saja dilakukan. Nah, karena ada satu yang melakukan (terjun dari ketinggian), sehingga jadi modus operandi baru, jadi punya pilihan. Mungkin juga karena dianggap lebih gampang, karena tinggal, naik terus terjun," terangnya.
Namun, meningkatnya tren bunuh diri di Jakarta, menurutnya sudah menunjukkan adanya peningkatan stres yang tinggi. "Tingkat stres di kota metropolitan lebih besar. Coba di kampung sana, nggak stres seperti di sini (Jakarta)," ujarnya.
Persoalan ekonomi bagi masyarakat kota metropolitan, kata Sarlito, merupakan salah satu faktor pemicu stres yang tinggi. n"Di sini (Jakarta) ada orang yang di-PHK, utang banyak, bayar kontrakan nggak bisa, akibatnya tingkat stres naik," imbuhnya.
Berdasarkan data yang dipaparkan Humas Polda Metro Jaya, kasus bunuh diri dengan cara terjun dari ketinggian, menjadi urutan tertinggi kedua setelah gantung diri, dengan jumlah tujuh kasus. Sementara angka gantung diri tercatat 83 kasus pada tahun ini. inl-pu